Akuntansi Pajak

Mungkin waktu itu bolos.... jadi banyak yang nggak masuk. Tetapi intinya sebenarnya adalah sebagai berikut.



Akuntansi Pajak digunakan untuk menghitung laba kena pajak (yang kemudian bisa dihitung hutang pajaknya), (Subramanyam:2008). Namun pencatatan akuntansi pajak ini mempunyai banyak dilema. Pertama akuntansi pajak mengikuti peraturan pajak, sementara akuntansi komersial mengikuti standart akuntansi. Kemudian Akuntansi pajak mempunyai dasar cash basis sementara pencatatan akuntansi komersial (berdasar standart akuntansi) adalah accrual basis. Perbedaan ketiga, pada akuntansi pajak mengenal deductable (biaya yang diperkenankan di kurangkan dari pendapatan) dan undeductable (biaya tidak diperkenankan di kurangkan). Hal ini tergantung peraturan pajak yang sedang berjalan dan berlaku. Selanjutnya perbedaan keempat, akuntansi pajak memperlakukan rugi laporan keuangan di kompensasi hanya pada lima tahun setelah laporan keuangan pajak dinyatakan rugi (UU No.36 Tahun 2008 Pasal 6), sementara pada akuntansi komersial yang menyatakan rugi pada laporan keuangan terakumulasi terus sampai periode laba yang mampu menutupi kerugian tersebut.

Experience in EARNING MANAGEMENT

Dilema keseharian menjadi nyata. Bekerja di sebuah manufacture berprofit kecil memberiku banyak pengalaman yang luar biasa. Mungkin kehendak Tuhan yang Maha Esa. ini prolog mengenai Experience in EARNING MANAGEMET


EARNING MANAGEMENT menurutku adalah suatu tindakan dengan tujuan untuk menstabilkan laba. Beberapa pendapat dalam jurnal ilmiah seeperti milik Philips yang mengulas mengenai permasalahan ini menguraikan bahwa ini tindakan ini merupakan cara untuk :
# menghindari penurunan laba, atau bahkan
# menghindari kerugian ;
# terlebih - lebih adalah cara untuk mengemix - kan perencanaan pendapatan / forecast of earning.

Hal ini ini menurut saya lebih pada tujuan untuk
1). menyelamatkan perusahaan dari tindakan audit fiscus, yang sangat merepotkan
2). performance dari manager sebagai penilaian kinerja pada laporan keuangan.
3). Bonus ataupun kompensasi pihak manajemen sebagai pengelola perusahaan
Hal yang kedua dan ketiga ini yang menjadi sorotan beberapa ahli dari pemunculan aktivitas ini. Seperti adanya Theory Acency, yang banyak di bahas di kesempatan lain.
Sedangkan tujuan no 1, yang banyak muncul di seluruh tingkatan size company, adalah penghindaran dari incaran fiscus, terutama dari Dirjen Pajak.

Dalam prosedur dirjen pajak, prosedur audit dilakukan mutlak (bukan sampling)pada kasus :
1). penurunan laba fiscal dari periode sebelumnya
2). kerugian laporan keuangan fiscal
3). Restitusi pajak

Dalam company dengan size kecil, hal ini sangat signifikan. Karena ada pandangan buruk mengenai audit fiscus, bahwa fiscus tidak boleh kalah / tidak finding audit pada proses audit WP, selain itu karena adanya target penerimaan pajak yang mengharuskan fiscus earning pendapatan dari finding audit.

Pandangan buruk kedua adalah ketika pada big size company, audit finding bisa di gagalkan dari lobying personal auditor fiscus. Arinya tidak rugi bagi auditor untuk menggagalkan audit finding karena kompensasi personal yang besar saat lobying dan resiko diketahuinya kolusi antara wp dan auditor fiscus oleh lembaga fiscus adalah seimbang. Bigger company is okay than small company

Sementara mengenai tujuan kedua dan ketiga adalah internal operasional dari perusahaan khususnya para manager terhadap stockholder yang mengacu theory Agency.

Untuk Earning Management ini terutama untuk emitten manufacture, menurut pengalaman bisa diketahui lebih banyak / lebih terlihat pada :
1) accrual discretional atau kebijakan manajemen terhadap biaya - biaya yang mampu di acrued, seperti : depresiasi aktiva tetap ; depresiasi biaya / proyek; dan sebagainya.

2) komparatif laba fiscal terhadap komparatif laba komercial, terutama yang menyebutkan beban pajak tangguhan.

Dari hal tersebut di atas, earning management bisa dibedakan dari tindakan window dressing yang sering kira dapatkan teory nya di bangku sekolah dahulu sebagai fault of accounting. Karena menurut pendapat saya pribadi window dressing enderung pada permainan klasifikasi rekening pada laporan keuangan.


Sekilas issue yang selalu beredar di antara small size company to big size company dengan segala permasalahan seputar etis dan tidak etis. Namun semua earning management berjalan pada grey area dari peraturan standart akuntansi.