SAK ETAP








Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 17 Juli 2009 yang lalu, telah menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) atau atau The Indonesian Accounting Standards for Non-Publicly-Accountable Entities, dan telah disahkan oleh DSAK IAI pada tanggal 19 Mei 2009. Dewan tandar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) sendiri beranggotakan 17 orang mewakili: Akuntan Publik, Akademisi, Akuntan Sektor Publik, dan Akuntan Manajemen. Alasan IAI menerbitkan standar ini adalah untuk mempermudah perusahaan kecil dan menengah (UKM) (yang jumlahnya hampir dari 90% dari total perusahaan di Indonesia) dalam menyusun laporan keuangan mereka. Dimana jikalau standar ini tidak diterbitkan mereka juga harus mengikuti SAK baru (yang merupakan SAK yang sedang dalam tahap pengadopsian IFRS – konvergensi penuh tahun 2012) untuk menyusun laporan keuangan mereka. SAK berbasis IFRS ini relatif lebih kompleks dan sangat mahal bagi perusahaan kecil dan menengah untuk menerapkannya.

SAK ETAP ini berlaku secara efektif untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 namun penerapan dini diperkenankan. Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif, maka perusahaan kecil seperti UKM tidak perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku. Di dalam beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks. Perbedaan secara kasat mata dapat dilihat dari ketebalan SAK-ETAP yang hanya sekitar seratus halaman dengan menyajikan 182 halaman dan 30 bab.


DOWN LOADNYA

http://www.mediafire.com/?2b21z9dwfnbte1c

PHILANTROPHY DUNIA USAHA

Phylantropy secara makna dictionary berarti kedermawanan. Dalam dunia bisnis dikenal adanya CSR (coorporate social responsibilty). Lebih merupakan pada konsep kebijakan perusahaan mensejahterakan stakeholder dan masyarakat sekitar.

Pendapat ahli seperti terlampir ada 4 tingkatan :
1) Philantrophy
2) Share of Profit
3) Share of Cost Production
4) Share of ownership / equity

Karakterisktik usaha memebawa dampak sosial yang diselesaikan dengan solusi tingkatan yang terbaik dari CSR. (Semakin tinggin tingkkatan semakin baik). Ternyata resiko usaha Migas dan Tambang termasuk yang mempunyai resiko tertinggi dari lingkungan masyarakat (social injustice dan social inequality) sekitar yang harus di selesaikan dengan CSR.

Introduction to jurnal bellow__



http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/33085774.pdf