TRIAL PRODUK BIKIN RUGI YA


Punya mbah dari Jepang. Namanya Ihara San. Dulu pernah menjabat sebagai direktur Pakarti Riken. PMA Jepang kerjasama dengan PMDN. Suplier spareparts produk mitsubishi. Di Indonesia, Mitsubishi termasuk kendaraan dominan untuk angkutan umum dan barang. Marketing so easy.......

Mbah Ihara selalu bilang 'trial produk ya .... bikin rugi ya.....' dengan logat Jepang yang cukup kental. Awalnya negatif thingking dengan ucapan si mbah. Tapi kemudian seiring waktu benar yang mbah bilang. Hanya saja bukan trial produk baru alias pesanan model baru  atau job order produk, melainkan pada biaya pengembangan dan penelitian atau biaya R & D  dalam arti yang sebenarnya.

Bisnis dalam produk Industri (bukan produk konsumsi) dari sisi kebutuhan manusia secara general adalah kebutuhan sekunder atau bahkan tertier. Artinya suply dan demand dalam elastisitas sempurna. Sehingga pergeseran harga sangat mempengaruhi demand. Dampaknya bahwa penentuan harga tidak bisa dengan mudah seperti barng konsumsi yang selalu di kejar orang. Sehingga margin yang di mainkan sebagai penambah harga pokok produksi untuk menjadi harga jual adalah kecil. Namun di lain pihak komoditas industri sparepart memerlukan modal yang tidak murah, karena tuntutan kualitas yang presisi dalam industri ototmotif. Lihat saja standartisasi di dunia otomotif menggunakan TS sebagai level ISO rumit.

Seharusnya dalam penentuan biaya pengembangan dan penelitian menjadi hal yang sangat utama. Mengingat margin yang diperoleh kecil. Lain lagi dengan industri batu bara, yang mempunyai karakteristik industri  yang unik, karena kelangkaan bahan baku, dan proses perolehan produk, menyebabkan menjadi barang special. Artinya bargaining penentuan policy harga  menjadi mudah. Sehingga margin juga besar. Sudah barang tentu biaya pengembangan dan penelitian bukan hal sulit. Lha iya wong 'balik modal' nya gampang.

Di pihak lain mengenai penerapan kebijaksanaan cost harus in detail. Demi mengetahui cost of product di masing - masing proses. Bukan hal yng gampang jika frame sistem cost  center tidak di rencanakan dengan baik oleh bagian perancang sistem. Biasanya oleh bagian MIS (manajemen informasi sytem). Tanpa di dukung keseluruhan karyawan dengan kesadaran yang cukup tinggi untuk bekerjasama.
Hal ini adalah hal mayor yang menjadi kebutuhan perusahaan ini. Karena tanpa hasil rancangan yang baik oleh MIS untuk cost of centre, para pembuat keputusan dalam policy harga tidak mampu menentuan harga dan tidak bisa berjualan dunk.....


Jadi mbah.... pesan cucumu ini, nggak hanya trial produk. Tapi 'banget' berorientasi pada perencanaan maufacture sangat memperhatikan biaya pengambangan dan penelitian yang cukup mahal dan tidak diperhatikan oleh perintis bisnis ini. Ini belum ada mbah.... Fatal mbah.....

Kedua, para cucumu ini tidak mampu menyusun sistem informasi manajemen yang baik untuk terciptanya cost of profit yang mendekatkan pada accounting based cost (ABC). Tidak bisa menentukan harga penjualan ; tidak bisa melihat kinerja laporan keuangan ; tidak bisa memutuskan apa - apa. wadow mbah....




Di luar kesalahan  manajemen di atas, dari perencanaan - memgorganisir - pelaksanaan - pengontrolan , ada hal lain yang masuk wilayah manajemen sumber daya manusia.
Ini sebagai catatan, bahwa SDM sebagai sumber terpenting dari semua usaha, di sini ada kelemahan untuk capable of leadership yang kurang. Baik pemilik maupun orang  orang yang duduk di adalamnya. Its not the right man on the right job. Kemudian bahwa budaya secara menyeluruh dari karyawan yang kurang effort, menjadikan suatu usaha tidak efisien. 

SubhanAllah.....


Berikut ini ada jurnal yang mendukung pemikiran di atas

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/aku/article/viewFile/15660/15652

0 komentar:

Posting Komentar